Jadi begini. Saya tidak bisa memiliki anak sampai usia saya 42 tahun karena pembesaran prostat. Ketika saya masih muda, penyakit ini sangat umum di antara pria Jepang dan berdampak besar pada jumlah kelahiran bayi di sini.
Dulu sekali saya adalah koki di bar. Karena sangat sibuk, saya sering menunda untuk buang air kecil dan tidak terlalu sering minum air. Karena saya termasuk yang punya toleransi tinggi terhadap alkohol, saya lebih sering minum sake dibanding minuman ringan lainnya. Jangka panjangnya, kebiasaan ini menyebabkan pembesaran prostat. Penyakit ini benar-benar menyakitkan untuk saya, saya menjadi sering buang air kecil, kadang air seni saya juga berdarah.
Karena penyakit ini, kehidupan rumah tangga saya dengan istri saya yang pertama tidak pernah harmonis. Karena rasa sakit yang menyiksa, sangat sulit bagi saya untuk melakukan hubungan suami istri. Dampaknya kami sulit untuk punya anak. Bukan saya tidak ingin berubah, saya sudah pergi ke banyak klinik, mengkonsumsi banyak obat, menghabiskan banyak uang tapi semuanya gagal. Akhirnya setelah 12 tahun menikah, istri saya minta untuk bercerai. Rasanya hidup saya benar-benar buntu. Saya, pria 42 tahun yang ditinggalkan istrinya tanpa anak dan bahkan tidak punya karena semuanya habis untuk pengobatan.
Pada saat paling terpuruk dalam hidup saya, untungnya saya bertemu teman dari Institut Penelitian Endokrin yang mengenalkan saya pada pengobatan baru yang bisa menyembuhkan pembesaran prostat yang disebut
Prostprime. Karena saya juga sudah buntu, saya dengan pasrah mendaftar sebagai relawan untuk percobaan obat ini. Saya kira obat ini hanya akan memiliki efek jangka pendek, tapi ternyata tidak begitu. Obat ini sangat efektif, saya menggunakannya selama 2 bulan dan terasa bedanya. Saya tidak lagi buang air kecil terlalu sering dan air seni saya juga tidak lagi berdarah. Setelah 5 bulan penggunaan, saya periksa kembali ke dokter dan penyakit saya sembuh total. Setelah itu, saya bertemu dan menikah dengan istri kedua saya.