Prostatitis yang tidak sembuh total selalunya menyebabkan adenoma prostat
Sebagian dari beberapa kasus dapat dipahami, diagnosis prostat pada pria mana pun yang memahami dengan betul masalah ini, bisa menyebabkan rasa tidak suka dan rasa malu yang serius. Selain itu, dalam sebagian besar kasus, setelah menerima diagnosis "prostatitis", kunjungan ke ahli urologi menjadi siksaan tahunan. Dokter meredakan gejala yang paling akut dengan obat yang tidak efektif, kadang-kadang juga dengan hipotermia yang dialami atau ketidakpatuhan dengan saran dokter, prostatitis selalu kambuh kembali.
Bagaimana prostatitis diobati di Indonesia (dan bagaimana ia tidak perlu disembuhkan)
Prosedur standar pengobatan prostatitis di Indonesia.
• Pria itu pergi ke dokter. Beginilah jalan yang panjang, mahal, dan yang terpenting yaitu cara yang tidak berguna itu dimulai tanpa pengobatan.
• Dokter melakukan pemeriksaan, melakukan banyak tes. Beberapa tes sebetulnya tidak diperlukan, tetapi dokter biasanya menginginkan lebih banyak bayaran.
• Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosis prostatitis dan meresepkan obat. Hampir selalu, obat-obatan yang diresepkan ini adalah obat-obatan yang dirancang hanya untuk meredakan gejala akut penyakit prostat tersebut, dan bukan untuk mengobati prostatitis kronis. Tentu saja ahli urologi itu meresepkan obat-obatan tersebut dengan alasan karena dari penjualan obat-obatan itu dia akan mendapat penghasilan tambahan.
• Selain obat-obatan, dokter selalu meresepkan pijat prostat rektal atau bahkan perawatan perangkat keras dengan efek serupa. Pijatan ini dilakukan menggunakan jari melalui anus. Rata-rata, pijatan melibatkan 10-14 sesi. Tentu saja, Anda harus membayar untuk setiap sesinya.