Halo semuanya!
Saya Aisyah, umur 52 tahun. Di sini saya mau berbagi pengalaman pribadi seputar nyeri ekstrem di lutut dan persendian yang dulu sangat mengganggu, dan yang paling penting: saya akhirnya bebas total dari mimpi buruk tersebut tanpa perlu operasi!
Setelah melewati usia 40-an, saya mulai merasakan nyeri pada persendian dan punggung, terutama di lutut. Saat itu saya bekerja bongkar-muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok, tentu risiko cedera, radang sendi, keseleo jadi tinggi. Awalnya, saya cuma mengandalkan balsam, obat gosok, atau koyo untuk meredakan sakit. Jujur saja, saya terus memaksakan diri karena harus mencari nafkah untuk keluarga.
Tiap bangun pagi, rasa sakit semakin parah dan sulit ditahan. Saya beralih ke obat penghilang nyeri yang lebih kuat. Terkadang di akhir pekan, suami harus menyuntikkan painkiller untuk membantu saya bangun dari tempat tidur. Intensitas nyerinya makin sering dan kian hebat. Pernah suatu kali di pelabuhan, saya dan rekan lain hendak mengangkat perabotan, terbilang tidak terlalu berat, tapi begitu menekuk lutut terdengar “krek!” , langsung lutut saya nyeri tajam, kaki terkulai! Terpaksa dilarikan ke klinik.
Tentu saja, kalau saya berhenti bongkar-muat, berarti menutup sumber penghasilan utama keluarga — mana mungkin. Saya pun ganti dokter, tapi dokter ini malah menakut-nakuti lebih parah! Dia tidak merinci diagnosa, hanya menyatakan kalau tidak segera operasi ganti sendi lutut, potensi lumpuh sangat besar. Biaya operasinya sekitar 150–200 juta rupiah! Tidak punya uang segitu, saya hanya bisa menunda untuk 6 bulan sambil berharap dapat dana.
Lalu saya teringat teman lama yang dulu pernah mengeluh sakit lutut. Saya coba datangi untuk tahu kondisinya sekarang. Waktu sampai di rumahnya, istrinya menangis sambil cerita:
Hasil X-ray menunjukkan problem serius di persendian lutut saya.
Kondisi lutut saat itu: bengkak besar, sakit sampai tidak bisa digerakkan.
Dokter melihat hasil X-ray, lalu menyuruh saya agar berhenti mengangkat beban berat. Bahkan melarang mengangkat beban melebihi 2 kg!
- — Ada apa Bu?
- — Beliau sudah meninggal, Mbak!
- — Ya Tuhan, padahal baru 51 tahun…
- — Sejak operasi, sakitnya kambuh, lututnya bengkak lagi…
Saya benar-benar syok. Ternyata, segala macam obat dan operasi pun tidak mencegah sakitnya kumat kembali, bahkan menimbulkan komplikasi.
Saya ketakutan setengah mati, tidak mau lagi memikirkan operasi. Tapi saya pun tidak bisa membiarkan kondisi terus memburuk. Harus cari solusi lain!
KIRIM KOMENTAR