Hani Sumitri, seorang ibu tiga anak berusia 35 tahun dari Pekalongan, baru saja merayakan ulang tahunnya dengan berat badan yang dulu hanya bisa ia impikan: 57 kg! Tidak lama sebelumnya, ia masih mengenakan tunik ukuran XXL dan kehidupan keluarganya hampir runtuh. Dalam waktu hanya 2,5 bulan, wanita luar biasa ini berhasil menurunkan 25 kilogram berkat temuannya sendiri. Yang paling mengejutkan—ia tidak menjalani diet atau olahraga sama sekali! Bagaimana bisa? Baca artikel ini untuk mengetahui rahasianya.
Seperti ribuan wanita lainnya, Hani mengalami kenaikan berat badan yang signifikan setelah dua kehamilan pertamanya. Dan setelah melahirkan anak ketiganya, hormon dalam tubuhnya benar-benar kacau, dan angka di timbangan terus naik: 65, 70, 80... Hani masih mengingat masa itu dengan rasa takut.
Kesibukan mengurus anak tanpa henti, tidak punya waktu untuk diri sendiri, dan pola makan yang tidak sehat membuatnya suatu hari melihat angka 82 kilogram di timbangan. Tidak heran—sulit merawat diri sendiri ketika harus mengurus tiga anak!
Awalnya, Hani mengira berat badannya akan turun dengan sendirinya seiring waktu. Namun, kilogram demi kilogram justru terus bertambah. Hal ini karena setelah usia 30 tahun, metabolisme tubuh melambat secara signifikan. Dan setelah melahirkan, proses penurunan berat badan menjadi jauh lebih sulit. Tubuh mengalami stres, hormon tidak stabil, lemak semakin menumpuk, dan berat badan tidak juga turun.
Hani melihat ke cermin dan tidak lagi mengenali tubuhnya sendiri.
Perubahan pada tubuh Hani juga mulai disadari oleh suaminya, Bagas. Ia semakin sering melontarkan candaan tentang bentuk tubuh istrinya yang baru. Awalnya hanya gurauan ringan, tetapi lama-kelamaan, Bagas mulai mengejek secara terang-terangan. Candaan yang terus-menerus itu membuat Hani merasa semakin malu dengan tubuhnya sendiri. Ia tak lagi percaya diri untuk tampil tanpa busana di depan suaminya—bahkan untuk berhubungan intim pun ia mulai menolak.
Bagas beranggapan bahwa setiap istri seharusnya merawat diri, terlihat menarik, ramping, dan terawat. Ia yakin bahwa Hani tidak menurunkan berat badan karena memang tidak berusaha dengan sungguh-sungguh.
Pertengkaran yang terjadi hampir setiap hari dan hilangnya keintiman membuat Bagas akhirnya pergi dari rumah. Ia membanting pintu dan berkata, "Aku pindah ke rumah ibuku untuk beberapa bulan. Tapi kalau kamu nggak berubah dan tetap seperti ini, aku akan pergi untuk selamanya."
Hani tidak ingin kehilangan suaminya. Ia sangat mencintainya. Selain itu, ia juga merasa sangat tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri: lemak di pinggang, perut besar, pakaian ukuran jumbo... Ia sadar bahwa dirinya perlu berubah. Saat itulah, Hani berjanji pada dirinya sendiri—ia harus menemukan cara untuk menurunkan berat badan.
Agar tidak menunda-nunda lagi, Hani mendaftarkan diri dalam kursus biokimia dan nutrisi di sebuah universitas lokal. Di siang hari, ia tetap mengurus anak-anak, dan di malam hari, ia meninggalkan mereka bersama pengasuh untuk bisa mengikuti kelas.
Dari pelajaran yang ia terima, Hani menyadari bahwa masalah berat badan setelah usia 30 dan setelah beberapa kali melahirkan tidak bisa hanya diatasi dengan diet dan olahraga saja. Hormon, rasa lapar yang terus-menerus, suasana hati yang buruk, menyusui… semuanya berdampak besar pada tubuh wanita. Karena itulah, Hani memutuskan untuk mendalami topik ini lebih jauh.
Selama mengikuti kursus, Hani memperoleh banyak pengetahuan baru. Ia bahkan mulai membaca literatur asing untuk memperluas wawasannya, dan suatu hari menemukan arsip ilmuwan lama. Dalam dokumen tersebut dijelaskan tentang mekanisme pembakaran lemak berdasarkan aksi ekstrak alami tertentu. Hani sadar bahwa ia belum pernah mendengar metode seperti ini sebelumnya, dan mulai melakukan eksperimen.
Beberapa minggu kemudian, ia berhasil meracik sebuah formula berdasarkan ekstrak-ekstrak yang disebutkan dalam penelitian tersebut. Saat diuji, hasilnya luar biasa! Dan tentu saja, orang pertama yang mencobanya adalah dirinya sendiri.
Dalam waktu hanya 2,5 bulan, Hani berhasil menurunkan 25 kilogram berat badan berlebih!
Lipatan di punggung dan perut yang kendur—itulah masalah yang harus dihadapi Hani Sumitri setelah melahirkan.