Saat itu, keputusan dokter membuat saya frustasi. Bagaimana mungkin saya akan bekerja? Bagaimana keluarga saya akan dihidupi? Jelas, saya tidak bisa menerima nasib ini, jadi saya memutuskan untuk mencari pendapat kedua dari seorang dokter lain. Namun, kunjungan ke dokter kedua justru lebih mengejutkan. Tanpa melakukan diagnosis apa pun, dokter tersebut langsung mengatakan bahwa saya harus menjalani operasi lutut atau akan berisiko cacat. Harganya pun sangat tinggi, sekitar Rp. 15.000.000, yang mana sulit bagi saya untuk mengumpulkan jumlah tersebut dalam waktu singkat. Akhirnya, saya menjadwalkan operasi untuk satu setengah bulan ke depan agar punya waktu untuk mengumpulkan dana.
Kemudian, saya teringat bahwa seorang teman saya pernah mengalami masalah lutut yang serupa sekitar enam bulan lalu. Saya menghubunginya dan kami sepakat untuk bertemu.
Keesokan harinya, saya mengunjungi teman tersebut, tetapi ketika istri teman saya membuka pintu, semuanya terlihat menangis. Saya bertanya apa yang terjadi, dan dia memberitahu saya bahwa suaminya telah meninggal dunia. Saya sangat terkejut dan bertanya mengenai penyebabnya, mengingat usianya baru 51 tahun. Ternyata setelah operasi lutut, penyakitnya kambuh dan menyebabkan rasa sakit yang sangat intens.
Sungguh, berita itu membuat saya terkejut dan ketakutan. Saya bertanya bagaimana mereka merawatnya dan obat apa yang dia gunakan, tetapi tampaknya tidak ada yang bisa membantu teman saya. Operasi telah dilakukan, tetapi hanya satu bulan kemudian penyakitnya kembali dengan komplikasi yang lebih buruk.
Setelah pengalaman itu, saya menjadi semakin ragu untuk mencari bantuan medis, apalagi menjalani operasi. Saya merasa bahwa saya tidak dapat memprediksi dampak dari resep dokter, yang mungkin justru memperburuk kondisi saya. Di sisi lain, menunda penanganan juga bukan pilihan yang baik karena masalah kesehatan saya semakin memburuk.
Saya mulai panik
Saya hanya bisa duduk di rumah dengan rasa sakit yang tak tertahankan, mencari cara untuk meredakannya. Saya bahkan mencoba mencari resep obat alami tradisional atau metode alternatif. Saya siap melakukan apa saja untuk menghindari operasi dan risiko cacat.
Saya menghabiskan waktu mencari informasi di seluruh internet. Akhirnya, saya masuk ke sebuah forum dan menemukan postingan seseorang yang berhasil menyembuhkan masalah persendian secara total tanpa operasi, suntikan, atau krim. Dia hanya menggunakan obat krim yang disebut
J-Flex.
Krim ini diklaim sangat efektif, dan yang lebih baik lagi, krim ini terbuat dari bahan-bahan alami dan harganya terjangkau.
Saya memutuskan untuk mencoba J-Flex. Saya menghubungi pria yang memposting ceritanya di forum dan menanyakan tempat membeli krim tersebut. Ternyata, krim tersebut diproduksi secara terbatas karena proses pembuatannya yang rumit, dan hanya tersedia di situs resmi produsen. Stoknya juga sering habis karena banyak orang mencari obat yang efektif ini.
Namun, saya beruntung! Saya berhasil memesan saat stok barangnya tersedia lagi.
Meskipun saya merasa ragu-ragu dan takut saat menunda operasi, saya memutuskan untuk mencoba obat ini. Hasilnya? Setelah penggunaan pertama
J-Flex, rasa sakit pada lutut saya yang tak tertahankan hilang, dan saya bisa bangun dari tempat tidur. Saya mulai merasa bahwa obat ini bisa menjadi penyelamat bagi saya, dan saya terus menggunakannya dengan olesan dua kali sehari. Bagaimana hasilnya? Saya akhirnya merasakan perubahan positif yang signifikan.
Bagaimana hasilnya?