Koresponden: Tapi akankah obat Anda juga akan tersedia di apotek? Ngomong-ngomong berapa harganya?
Anda mungkin tahu bahwa setelah jelas kalau kami menghasilkan suatu produk yang berguna, perusahaan farmasi langsung sangat bernafsu untuk menghubungi kami. Mereka ingin Andri menjual formulanya kepada mereka. Tapi mereka tidak berencana untuk memproduksinya. Sebaliknya, mereka ingin mencegah obat ini diproduksi secara massal. Obat penyakit mata adalah ceruk terbesar di dunia dalam pasar farmasi. Obat-obatan dengan nilai miliaran dolar berhasil terjual hanya di AS saja. Obat kami dapat secara radikal mengubah kondisi pasar ini. Bagaimana pun juga, tak ada yang mau terus-menerus menghabiskan uang untuk pengobatan generasi lama atau menjalani koreksi penglihatan menggunakan laser, jika kita bisa menggunakan rangkaian pengobatan Eyelab sekali dan setelah itu dapat melupakan tentang masalah penglihatan kita untuk selamanya, tak peduli berapa pun usia Anda.
Rantai apotek adalah mitra perusahaan farmasi, mereka bekerjasama dengan erat. Dan tentu saja mereka tergantung pada penjualan obat. Jadi mereka takkan pernah mau memperkenalkan obat kami, meskipun fakta bahwa inilah satu-satunya pengobatan yang ampuh untuk penyakit mata serta untuk pencegahan komplikasinya seperti kebutaan total.
Koresponden: Eyelab menghilang dari hampir semua apotek dan toko obat. Mengapa ini terjadi?
Sayangnya, ini benar-benar terjadi. Sejak awal tahun ini Eyelab tidak lagi dipasok di apotek.
Sejujurnya, saya tidak berharap ide saya menerima begitu banyak anggapan positif. Tepat setelah produk diluncurkan, banyak pelanggan yang mendaftar untuk merasakan produk tersebut dan meninggalkan banyak komentar dan ulasan jujur tentang produk ini. Itu membuat saya sangat bahagia setiap kali saya mencari "gagasan" saya di internet.
Namun terjadi satu masalah serius yang berakhir konflik antara pabrikan Eyelab dan rantai farmasi. Konflik ini disebabkan oleh keserakahan jaringan farmasi yang meminta pabrikan Eyelab untuk membayar kepada mereka sebesar Rp 1.100.000 untuk setiap kemasan yang terjual! Dengan menambahkan margin yang luar biasa besar ini ke harga produk (harga pengobatan menggunakan Eyelab di beberapa apotek di Jakarta naik hingga mencapai Rp 3,7 juta), apotek ingin mengenakan biaya tambahan yang memberatkan.
Karena itu, pabrikan Eyelab membatalkan kontrak dengan semua toko obat dan beralih untuk hanya melakukan penjualan secara online saja. Faktanya, ini pilihan yang tepat. Mereka tidak perlu membayar sewa dan tidak perlu menyuap apotek supaya Eyelab bisa dijual di rak mereka. Dengan cara ini Eyelab menjadi lebih terjangkau dibandingkan saat masih dijual di apotek.